Tentang Iri, Sombong, dan Ria


21.36 - 01.03 WIB
29-30 Februari 2012

Salam untuk semua.

Setelah cukup lama tidak menulis dikarenakan oleh kesibukan yang Alhamdulillah menyisakan banyak ilmu baru, kini aku ingin berbagi kembali dengan teman-teman. Dalam kesibukan berikhtiar aku mendapat banyak pelajaran baru tentang apa yang ku sebut dengan Totokromo dalam Islam atau The Attitude of Islam. Wew,,,

Tulisanku kali ini akan membahas tentang sifat iri, sombong, dan ria. Namun pada tulisan kali ini inti yang akan aku tekankan adalah tentang tingkatan sifat sombong dan ria.

Ya, Tentunya kita semua sudah mengenal beberapa sifat kotor hati tersebut yang pastinya akan berdampak negatif pada diri.

Agar tidak berpanjang lebar dengan kata-kata yang mungkin akan membuat teman-teman jenuh, aku tidak akan lagi membahas pengertian dari iri, sombong dan ria itu.
So, let’s get the point…

Hmm…
Aku pikir kita semua sudah mengenal apa itu sifat iri. Kita tidak bisa meremehkan sifat iri tersebut. karena jika ditempatkan pada objek yang positif ternyata sifat iri itu mampu melahirkan kebaikan bagi kita, contohnya seperti iri pada orang  yang mampu melakukan ibadah dengan baik, dan katakanlah “dia bisa seperti itu kenapa aku tidak???”, juga iri pada orang yang mampu untuk selalu tersenyum dalam setiap keadaan, termasuk dalam keadaan sedih, susah, galau atau apapun itu. Ya, kita mengerti akan hal itu namun tidak pernah terpikir untuk menerapkannya ketika susah. Terlebih dalam keadaan galau, dalam beberapa kasus yang aku temukan, galau adalah situasi yang paling sulit untuk meletakkan pikiran-pikiran positif ke dalam kepala. Ya, katakanlah “mengapa aku tidak iri pada dia yang sibuk memperjuangkan masa depan dengan menjual diri kepada Tuhan?” (klo ga ngerti jangan dipikirkan) hee

Itu adalah sedikit ilmu yang ku dapat dari teman  ketika galau #haizzz, maksud dari menjual diri adalah melakukan hal-hal baik (Fairuz Romadhon 2012). Dengan begitu Tuhan akan membeli kebaikkan itu bukan dengan uang melainkan dengan kebaikkan yang lebih dan serba lebih pada penjualnya. Sebutlah jual-beli.

Hmm lagi ah…

Yaff #buangnafas, itulah tadi sisi positif dari sifat iri, untuk selanjutnya kata-kata dibawah ini menjelaskan tentang tingkatan sifat sombong dan ria… ssssaahhhhh…

Tingkatan Sombong & Ria?

Hmm… mungkin banyak dari kita yang tidak sadar bahwa ternyata sifat tersebut memiliki tingkatan yang jika dinilai dari sisi akibat sangat signifikan berbeda. Disini aku membagi sifat sombong dan ria pada 2 tingkatan yaitu tingkat jasmanidan rohani. Mungkin ini terdengar sebagai istilah baru, tapi jangan khawatir, Insha Allah ini tidaklah sesat.

1. Sombong & Ria Pada Tingkat Jasmani
Sombong dan Ria pada tingkat jasmani adalah menyombongkan materi, fisik atau apapun yang terdapat pada diri kita. Objek pada tingkat ini adalah sesuatu yang kita miliki yang pada dasarnya semua adalah titipan. #Cuma­_titipan_dari_Tuhan_yang_sewaktu-waktu_bisa_diambil. Jelaskan?? 

Untuk tingkat  ini taukan akibatnya? kan waktu SD diajarin. Hzzz. Lanjut yak…
Eh, Tapi aku punya sedikit analogi menarik nih,

Sombong adalah pakaian Allah, hanya Dia yang pantas untuk memakai pakaian-Nya, ya ialah, Allah kan Maha Besar, kalau kita pakai pakaian-Nya pasti kebesaran dong, tau kan klo pakai pakaian yang kebesaran akibatnya apa? yuph benar… akibatnya adalah tidak pantas dan tidak sejuk dipandang. Lebih jauh, orang yang sombong dapat pula divonis sebagai orang yang tidak menggunakan akalnya #frontal_sedikit_ya. kenapa begitu? Kita diberikan akal untuk berpikir dan juga mengukur, sudah tahu pakaian Allah itu kebesaran tetapi masih saja digunakan. Hmm.

Untuk lebih simpelnya sombong yang ku sebut pada tingkat jasmani ini adalah sama dengan menjatuhkan derajat diri dihadapan Tuhan dan orang lain.

2. Sombong & Ria Pada Tingkat Rohani
Nah, ini dia yang sebenernya sangat ingin aku share dengan santun. Sombong dan ria pada tingkat Rohani adalah menyombongkan atau mamerkan Ibadah. Dengan kata lain sifat sombong dan ria pada tingkat ini adalah sifat yang menantang Tuhan, karena telah mencampur-adukkan ibadah dengan kepentingan sesuatu yang lain. Misalnya, menyebut-nyebut atau memamerkan ibadah dengan niat untuk mendapatkan penilaian dari orang lain.

Perlu diingat bahwa pada tingkat ini, sifat sombong dan ria tersebut akan melahirkan efek negatif bagi masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang, walaupun yang kita lakukan itu perbuatan baik loh… “Loh, kok akibatnya ke masa lalu segala sih?” bingungkan???

Ya… Jelas dan sangat jelas, kenapa aku sebutkan redaksi masa lalu pada akibat dari sebab diatas. Menyebut-nyebut atau memamerkan Ibadah dengan niat untuk mendapatkan penilaian dari orang lain akan menghapuskan penilaian Tuhan, walaupun ibadah itu telah kita lakukan dimasa lalu. Terbayang kan apa akibat dari sombong dan ria pada tingkat ini? 

Itulah alasan mengapa aku meletakkan kata signifikan pada perbedaan akibat dari sombong dan ria pada tingkat jasmani dan tingkat rohani, Jika kita bandingkan dengan sifat sombong dan ria pada tingkat jasmani, seseorang yang sombong apabila ia tidak menantang Tuhan maka Insha Allah ibadahnya masih akan diterima oleh Tuhan. Namun untuk tingkat yang satu ini, akibat dari sombong dan ria itu dapat disebut net atau tidak ada tawar-menawar didalamnya. Melakukan ibadah yang didalam niatnya adalah tidak bertujuan pada Tuhan “it is nothing”. Hanya letih… tidaklah diterima ibadah yang niatnya sudah tidak lillahi ta’ala.



Diantara dua tingkatan sombong tersebut tidak ada yang baik dan tidak pula ada yang lebih baik. Setan akan terus menghasut manusia untuk bertotokromo asal-asalan dalam hal apapun. Sifat sombong dan ria pada tingkat rohani biasanya datang pada saat seseorang mulai belajar meninggalkan sifat sombong dan ria pada tingkat jasmani. Karena setan tidak akan pernah berhenti menghasut manusia. Sekalipun dalam hal ibadah dan berbuat baik. Namun apabila seorang manusia mampu beribadah lillahi ta’ala, tidak ada keraguan bagi dia akan didatangkannya kebaikkan Tuhan untuknya.

That’s all.

Sekian dulu yah. selanjutnya monggo dikomentar dan ditambahkan.
Semoga bermanfaat,, Cheersss….

Annas Surdyanto
annas13.blogspot.com

Note ini tidak bermaksud untuk menggurui, Penulis hanyalah orang kotor yang masih berdiri dalam lingkaran proses pembelajaran.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jangan Adzan dulu!

Jumlah Korban Bom UN di Indonesia Melebihi Jumlah Korban Bom Maraton di Boston

Tak Ingin Merindu