Pendakian 5-7 Juli 2013 (Tukang Pop Mie bikin Malu)
Kami berjalan dengan diawali doa dalam bentuk lingkaran dengan tangan
yang masing-masing menengadah ke atas dan kepala yang bertunduk malu
mengharap ijabah dari sang pencipta.
Perjalanan ini tidak berawal dari perencanaan yang besar, mungkin
pembaca ini akan mengatakan nora untuk tulisan ini karena perjalanan
yang hanya ke sebuah gunung bernama Gunung Gede Pangrango namun, bukan
perjalanan pada gunung tersebut yang hendak ku ceritakan disini
melainkan, beberapa nilai tak yang terlepaskan dari ingatan untuk sebuah
kehidupan dan pencerminan terhadap tatanan hidup masyarakat belakangan
ini.
Sebenarnya sudah lama sekali aku ingin menuliskan ini namun, baru
sekarang ini aku sempat menuangkannya di sisa waktu 1 jam untuk menunggu
adzan maghrib ini. Baiklah, tidak perlu basa-basi lagi, mari kita
memasuki tuangan ini.
Di tengah pendakian aku beristirahat dan ku temui seorang bapak-bapak
berjualan Pop Mie di tengah gunung itu. Karena tidak lapar, ku
lanjutkan kembali perjalananku dan jauh di atas dari tempat ku
beristirahat tadi, ada seorang pria paruh baya lainnya yang berjalan
menuju puncak gunung itu sambil membawa dua karung dengan dibantu kayu
penyangga di atas pundaknya. Ah, apa itu? Ternyata yang ia bawa adalah
Pop Mie yang masih belum disedu lengkap dengan termos dan alat memasak.
WOW, WOW, dan WOW...
Allahu akbar, Fa bi ayyi aalaa irobbikumaa tukadzdzibaan. Nikmat
Tuhanmu yang mana lagi yang hendak kau dustakan, Tanyaku pada diri ini.
Pria itu harus mendaki gunung terlebih dahulu untuk bisa menghasilkan
beberapa rupiah untuk keluarganya. Sedangkan sering kali aku dengan
mudah mengeluhkan segala kemudahan yang jauh lebih ringan apabila
dibandingkan dengan perjuangan pria tersebut. Aku hanya memerlukan waktu
1 sampai 1.5 jam untuk sampai ke tempat pekerjaanku dengan menaiki
sepeda motor dan tanpa membawa beban yang berat. Sedangkan pria itu, ia
memerlukan waktu sekitar 5-7 jam untuk sampai ke puncak untuk kemudian
berjualan dan bertahan di tengah dinginnya dataran 2958 mdpl.
Terus terang saja, aku malu ketika membandingkan diri ini dengan pria
tersebut. Bagaimana tidak? Aku tidak melihat ada keluhan ketika
berbincang-bincang dengan pria itu, sedangkan aku terkadang tanpa
ditanya sering kali menunjukan keluhan dan mengekspresikan pada orang
lain.
Teringat 3 pusaka kebajikan yang baru beberapa hari ini ku dapat dari
pesan Broadcast Blackberry Messenger. Isi pesan itu adalah seperti ini, "ada 3 hal yang termasuk pusaka kebajikan yaitu, merahasiakan keluhan,
merahasiakan musibah, dan merahasiakan shodaqoh. (HR At Thabrani)"
Aku tidak terlalu paham dengan apa yang dimaksud pusaka kebajikan,
namun yang jelas ku sadari adalah, semakin diperlihatkan suatu keluhan
dan kesulitan, maka akan semakin kokoh keluhan dan kesulitan itu. Tapi
ga tau juga si bener apa ga, Cuma perasaan aja.
Source: http://annas13.wordpress.com/2013/07/20/pendakian-5-7-juli-2013-tukang-pop-mie-bikin-malu/
By Annas Surdyanto
Komentar
Posting Komentar