Di Balik Scene Video Tak Ingin Merindu
Alhamdulillah, akhirnya video
ini selesai juga. Butuh banyak proses dalam pembuatannya, selain
pemilihan video dokumentasi, aku juga harus membuat band dadakan untuk
show agar bisa dapat scene lipsingnya. Video ini dibuat dari rekaman
cerita dan aktifitas yang direkam dengan alat yang apa adanya. Ada yang
direkam dengan handphone, digital camera, dan handycam. Makanya
gambarnya agak-agak pecah.
Di tengah-tengah kesibukan
yang menggila seperti kerja, kuliah, tugas, dan lainnya, pembuatan video
ini membuat kepalaku hampir pecah namun, aku lega dan sangat senang
setelah video ini selesai. Sebelum video ini ku publikasi, aku sempat
beberapa kali memferifikasi video ini kepada teman tentang kelayakan
publikasi. Berkali-kali mereka bilang video ini belum layak untuk
dipublikasi. Kata mereka “kurang greget”, so, edit lagi, “monotone”,
udah bikin cape-cape bergadang-bergadang dibilang monotone nyesek ga si?
ada juga yang selalu bilang “meleleh, ngena banget” tapi, cuma satu
orang. Rata-rata, teman yang dimintakan pendapat selalu bilang bagus
“tapi”, selalu ada “tapi”nya. Terasa agak asin memang mendapat komentar
manis dengan susulan kata ‘tapi’. Dibalik itu semua, ya apapun itu ya
mau tidak mau harus kutelan.
Video ini sengaja kubuat
dengan konsep ‘in memoriam’ walaupun sudah banyak teman yang protes
terhadap alasanku menggunakan konsep itu. Alasanku menggunakan konsep
‘in memoriam’ adalah dikarenakan padatnya waktu dan aktifitas yang cukup
berat. Tahun ini, aku yang telah fokus bekerja 10 jam sehari harus
menjalani kuliah 5 jam sehari (seminggu 2 kali) belum termasuk tugas
serta menggarap thesis yang kutargetkan selesai di semester tiga ini
sering kualahan mengatur waktu dan semangat agar tetap konstan di jalur
yang benar. September ini, jiwa ini sering berteriak-teriak, waktu makan
yang sering terlewat, waktu tidur yang sering hilang, target impian
yang tak tersentuh, bahkan novel ‘Pecinta Berhijab Rindu yang sedang
kugarap dan harusnya selesai tahun depan mungkin akan mundur lebih jauh
lagi. Dan kegagalan menyentuh karya-karya itu membuat jiwa ini perih
rasanya. Aktifitas-aktifitas yang cukup berat kali ini telah mendorongku
untuk menutup sementara waktu kreatifitasku dalam menciptakan lagu
hingga waktu yang tidak ditentukan. Berarti? Ya, lagu ini adalah penutup
karyaku dalam bentuk lagu. Selain itu, alhamdulillah aku sangat beriman
kepada kematian. Aku percaya kematianku dapat datang kapan saja tanpa
kabar dan dengan kondisi apa saja tanpa adanya negosiasi antara aku
dengan malaikat. Dari hal itu, aku yang telah berniat untuk berhenti
berkarya dalam bentuk lagu hingga waktu yang tidak ditentukan memutuskan
untuk membuat clip video ‘Tak Ingin Merindu’ ini dengan konsep ‘in
memoriam’. Itulah alasan kenapa aku menggunakan konsep itu.
Ini
adalah salah satu jalan yang bisa ku ambil untuk tetap bisa bertahan di
tengah kedua aktifitas yang menggerus kepala ini. Alhamdulillah, Tuhan
selalu memberiku kemudahan sampai saat ini. Kuharap lagu dan video ini
dapat menghibur dan mendatangkan semangat bagi diriku terlebih bagi
semua orang yang mendengarnya.
Mengapa aku menutup dengan lagu ‘Tak Ingin Merindu’?
Sudah
berapa bulan saja aku tidak menciptakan lagu. Tidak berkarya dengan
benar dalam dunia musik karena aku ingin berada di jalur yang benar
yaitu menjalankan tanggung jawab untuk pekerjaanku dan tugas-tugas
kuliahku. Disamping itu, lagu ini memiliki makna yang cukup mendalam
bagi hidupku. Aku belajar banyak dari sebuah kata ‘rindu’. Mungkin bila
kujelaskan, yang terjadi hanyalah mengulang-ulang postingku sebelumnya
tentang lagu ini. Aku sangat merindu dan seseorang itu adalah dia yang
tak ingin dirindu. Aku tidak peduli dia pedulikan rindu ini apa tidak,
aku telah lelah berharap pada makhluk Tuhan yang satu ini. Dan dari
kelelahanku ini, aku berserah sepenuhnya pada Tuhan dan Dialah
satu-satunya tempat aku bersandar dan mengeluh. Belajar dari rindu pada
yang tak ingin kurindu itu, kini aku lebih mampu menyerahkan segala
urusanku, urusan dunia dan dia serta segala kelelahanku dalam menjalani
aktifitas-aktifitas dan embanan tanggung jawab yang cukup berat ini.
Cukup
jauh perjalananku untuk bisa menciptakan rasa berserah diri. Sebelum
ini, aku tidak pernah bisa berserah diri dengan sepenuh iman namun,
setelah ini, aku belajar untuk sebenar-benarnya berserah diri atas
segala apa yang ditentukannya walaupun terkadang masih ada rasa keluh.
Aku menjalani segala yang membuatku berteriak-teriak kesakitan maupun
kelelahan dengan lebih mempercayakan hasil dan hikmahnya bahwa inilah
yang terbaik bagiku. Dan terbukti sudah, rindu yang membuatku terkadang
tersenyum sendiri di bawah bintang-bintang dan terkadang pula mata ini
tergenang menghasilkan hikmah. Itu adalah karya dan pelajaran yang kini
kutuliskan dan sedang terbaca oleh kalian.
Alhamdulillah
Video at: http://www.youtube.com/watch?v=4Z7dKWHtTRw
Komentar
Posting Komentar