Ada yang terlupakan dalam keadaan jenuh.
Oleh: Annas Surdyanto
Ini adalah sebuah gumpalan kata yang telah lama aku genggam dan aku sangat ingin menyampaikannya pada teman-teman.
Sebuah gagasan yang berawal dari dan berkisahkan tentang kata Bete. Aku sungguh tidak habis pikir dengan orang yang mengatakan dalam status facebook, twitter, or bahkan BBMnya bahwa dirinya sedang dalam keadaan jenuh, ungkapan itu telah beberapa kali membuatku heran, dari mulai yang sederhana tersirat “huff, bete nich”, “beteeee.......”, hingga yang tersirat “andai ada dia disampingku”, “malam minggu yang menjenuhkan”.
Sungguh sulit untuk diterjemahkan dalam akal ketika seseorang mengungkapkan kejenuhan dalam keadaan sedang berhadapan dengan social network account miliknya,
Untuk seterusnya aku akan membahasnya dengan bahasa yg lebih lepas...
Lo bisa bayangin, dimana rasa syukur mereka letakkan sehingga mereka bisa mengatakan jenuh dalam keadaan sedang membuka akun facebook, twitter, ataupun jejaring sosial lain mereka. Udah bisa buka facebook masih bilang “beteee”, udah bisa twit-twitan masih bilang “hufftt,, teeebeteebetee”, yang anehnya lagi, gw nemuin kata2 itu terupdate via Blackberry. Pertanyaannya adalah... Apalagi yang kurang dari keadaan mereka? Apalagi yang kurang dari itu semua???
Gw ga bisa bayangin, apa jadinya jika mereka diletakkan oleh Tuhan di suatu desa yang tanpa signal, mungkin jemari mereka akan habis dalam gigitan kejenuhan mereka sepanjang waktu. Bukan tidak mungkin mereka akan mengurung pikiran mereka dalam kata bete semata.
Memang tidak bisa dipungkiri, tidak ada rasa cukup pada diri manusia, akan selalu ada yang kurang sekalipun kita baru saja mendapatkan sesuatu yang lebih. Namun sesungguhnya Tuhan telah menyediakan penangkal akan segala rasa kurang itu pada diri kita. Dia memberikan akal pada kita, dan sungguh itu diciptakan bukan hanya untuk mengerjakan soal ujian ataupun bermain tebak-tebakan melainkan untuk memandang segala yang ada disekitar kita dan tidak lain akal seharusnya digunakan untuk bersyukur... tapi sering kali kita lupa untuk menggunakannya dalam keadaan jenuh.
Tuhan memberikan akal pada kita dengan fungsi yang sangat luar biasa, akal dapat merubah keadaan sedih menjadi bahagia, akal dapat membalikan keadaan sulit menjadi mudah, namun sebaliknya, jika kita melupakannya, akal dapat menjadikan yang bahagia menjadi derita, dan bahkan segala yang berkecukupan akan menjadi sangat menjenuhkan jika kita tidak menggunakan akal kita untuk bersyukur. Dan rasa syukur dapat menghadirkan kedamaian pada diri manusia dalam keadaan apapun. Baiknya kita selalu menggunakan akal kita untuk tidak melupakan rasa syukur sekalipun kita berada dalam keadaan yang tidak kita inginkan.
Karena rasa syukur akan mengantarkan manusia pada kedamaian.
Banyak dari kita yang mengagungkan Tuhan, Banyak pula dari kita yang mengaku mencintai-Nya, namun kita sering kali terlupa untuk mencintai yang dia berikan pada kita. Kita tidak ikhlas menerima keadaan yang dikehendaki-Nya berada pada diri kita. Hanya keadaan-keadaan yang nikmatlah yang kita terima dengan prasangka baik pada Tuhan. Sedangkan kedatangan keadaan yang tidak menyenangkan sangat jarang mendatangkan prasangka positif kita pada-Nya. Dan sesungguhnya keadaan jenuh tidak akan menjadi kejenuhan jika kita dapat dengan benar berprasangka positif pada Tuhan. Dan sesungguhnya segala kekurangan itu adalah pendidikan dari-Nya.
Jum’at 21 October 2011
14.30 WIB
Komentar
Posting Komentar