Senyum Sahabat
Sempat bersikeras untuk berhenti berkarya dalam bentuk
lagu karena prosesnya yang rumit dan menyita banyak waktu, aku menguatkan
niatku itu dengan membuat lagu “Tak Ingin Merindu” dan membuat video klip
dengan konsep in memoriam karena
kupikir aku tidak akan menciptakan lagu lagi. Tapi ternyata keadaan berkata
lain, sebuah persahabatan, kami namakan itu Panci Penyok, persahabatan yang berumur
2 bulan ini harus menerpa perpisahan dan itu membuatku menggalau cukup dalam. Aku
mencoba menahan diri namun, ketika aku dalam waktu senggang bersama gitarku,
ternyata benak ini tidak lagi tertahan dan alunan lagu untuk rindu akan
persahabatan ini pun tercipta.
Aku memiliki sedikit rekaman tentang curhat kami saat
perpisahan di Pulau Untung Jawa. Dialog ini adalah hasil rekaman pada saat
curhat, walaupun sebagian adalah dari hasil rekam ulang karena suara yang perlu
diperjelas. Lagu ini, mungkin terkesan aneh, karena cukup banyak terdapat dialog
di dalamnya tapi, apapun itu, inilah lagunya. Dialog-dialog ini adalah pondasi
dasar lagu ini.
Proses pembuatan lagu ini benar-benar berbeda dengan
lagu-laguku sebelumnya karena pada lagu-lagu sebelumnya, pengalaman pribadi
tidak terlalu memberikan dampak psikologis yang mendalam pada diriku sehingga
aku tidak terlalu terbawa perasaan saat editing, mixing, dan monitoring. Namun
lagu ini, aku harus menahan, benar-benar menahan rindu, sedih dan haru akan
persahabatan yang baru berumur 2 bulan ini, karena kalau tidak kutahan, air
mata ini mungkin tak lagi mau sembunyi.
Alhamdulillah, setelah cukup banyak meringis menahan
sedih selama proses mixing dan mastering akhirnya lagu ini pun selesai. Thanks
to Allah SWT yang telah mempertemukan kami. Terima kasih juga untuk semua
sahabat yang telah menginspirasi atas terciptanya lagu ini. Terima kasih untuk
sahabat yang sudah rela merekam ulang dan memberikan komentar untuk lagu ini,
terlebih untuk yang sudah menghayati hingga meneteskan air mata saat merekam
ulang dialognya. Berikut adalah dialog dan lirik lagunya. Semoga berkenan di
hati sahabat semua. Aamiin.
“Senyum Sahabat”
Dialog:
Mamah: “Gua suka, momen kita ini ya, dan gua suka dengan
kaya gini, keadaan kita gini.”
Robby: “Dia Kayanya si sayang sama gw, makanya dia sering
ngomel-ngomel sering nyalahin gw itu gw tau karena …”
Mamah: “Lu tuh emang gitu Nas…”
Lisga: “Nih anak untung temen gitu, kalau bukan temen,
tonjok juga gitu kan!”
Annas: “Sebentar lagi, kita akan … bubar”
Lisga: “Dulu memang kita dipertemukan, dan pada akhirnya
kita harus berpisah. Aku sedih… tapi gak perlu disesali. Inilah proses hidup.
Yakinlah, suatu saat nanti, entah kapan… kita pasti akan bertemu dan berkumpul
kembali dalam keadaan yang lebih baik dari sekarang.”
Bukan inginku menangis
Namun air mata tak mampu sembunyi
Kawan, engkau yang di sana
Datanglah di sini menghapus sepi
Ku ingin kalian di sini
Bersama kami di hangatnya api
Kisah yang kita lalui
Tak kan pernah mati dan kan tetap hidup
Kawan dan semua kenangan
Tak kan pernah hilang kan tetap di sini
Semua perjalanan yang kita lalui
Tak kan pernah hilang dan kan tetap abadi
Walaupun jauh, engkau dan aku
Senyum ini tak kan pernah terhapuskan
Walaupun perih, terkenang rindu
Namun senyum ini kan tetap terpancar
Namun air mata tak mampu sembunyi
Kawan, engkau yang di sana
Datanglah di sini menghapus sepi
Ku ingin kalian di sini
Bersama kami di hangatnya api
Kisah yang kita lalui
Tak kan pernah mati dan kan tetap hidup
Kawan dan semua kenangan
Tak kan pernah hilang kan tetap di sini
Semua perjalanan yang kita lalui
Tak kan pernah hilang dan kan tetap abadi
Walaupun jauh, engkau dan aku
Senyum ini tak kan pernah terhapuskan
Walaupun perih, terkenang rindu
Namun senyum ini kan tetap terpancar
Dialog:
Heri: “Pengen deh senam SKJ di atas gunung bareng sama
kalian, trus makan bubur deh abis itu di tengah hutan.”
Rizal: “Hahaa. Panci Penyok tuh akan selalu terbang,
bersama dengan cita-citanya.”
Annas: “Ga akan ada yang nemenin gw lagi ngerjain tugas
di sevel.”
Mala: “Intinya si kangen semua hal yang udah pernah
dilewatin bareng Panci Penyok”
Annas: “Sedih? Munafik kalau gw bilang gak!”
Bukan inginku menangis
Namun air mata tak mampu sembunyi
Kisah yang kita lalui
Tak kan pernah mati dan kan tetap hidup
Semua perjalanan yang kita lalui
Tak kan pernah hilang dan kan tetap abadi
Walaupun jauh, engkau dan aku
Senyum ini tak kan pernah terhapuskan
Walaupun perih, terkenang rindu
Namun senyum ini kan terpancar abadi
Copyright: annas@2013
Namun air mata tak mampu sembunyi
Kisah yang kita lalui
Tak kan pernah mati dan kan tetap hidup
Semua perjalanan yang kita lalui
Tak kan pernah hilang dan kan tetap abadi
Walaupun jauh, engkau dan aku
Senyum ini tak kan pernah terhapuskan
Walaupun perih, terkenang rindu
Namun senyum ini kan terpancar abadi
Copyright: annas@2013
Sedikit pesan yang lahir dari persahabatan ini:
Sahabat ...
Baru akan terasa hidup ketika ia mati
Baru akan terasa dekat ketika ia jauh
Baru akan kau tangisi ketika ia pergi & tak kembali
Hargai siapapun sahabatmu
Jangan menilai mereka & do'akanlah
Tuhan tidak pernah salah sekalipun Dia mengambil sahabatmu...
Yang salah adalah ketika kau tidak memanfaatkan waktumu untuk mereka..
Baru akan terasa hidup ketika ia mati
Baru akan terasa dekat ketika ia jauh
Baru akan kau tangisi ketika ia pergi & tak kembali
Hargai siapapun sahabatmu
Jangan menilai mereka & do'akanlah
Tuhan tidak pernah salah sekalipun Dia mengambil sahabatmu...
Yang salah adalah ketika kau tidak memanfaatkan waktumu untuk mereka..
Panci Penyok:
Aku (Annas Surdyanto)
Mamah (Linda Jayanti)
Mas Boss/Imut (Heri Santoso)
Lisga (Lisga Amelia Sasra)
Obby (Robby Ady)
Kamal/Mala (Nurmala Sari)
De Mut/Banser (Rizal Istiqomah)
Jojo/Uti (Rizky Putri Astrini)
Another link:
Another link:
http://www.reverbnation.com/play_now/19658670
Komentar
Posting Komentar