Terapi Jiwa

Ketika kecil kita patuh terhadap orang tua!
Ketika kecil kita sering menyanyikan lagu Indonesia Raya!
Ketika kecil kita malu jika tidak mengerjakan PR!
Ketika kecil kita senang ikut serta memeriahkan HUT RI!
Ketika kecil kita bertepuk tangan jika melihat teman kita memenangkan lomba!
Ketika kecil kita takut bila bertemu dengan preman!
Ketika kecil kita marah jika ada yang menghina kita!
Ketika kecil kita masih mau belajar dan membaca buku!

Tetapi,,,
Kenapa saat dewasa kita menjadi berani melawan orang tua dan guru?
Kenapa saat dewasa kita jarang mengerjakan PR?
Kenapa saat dewasa kita menjadi bangga terhadap yang memalukan?
Kenapa saat dewasa kita menjadi pemalas?
Kenapa saat dewasa kita berhenti menyanyikan lagu Indonesia Raya?
Kenapa saat dewasa kita berhenti mencintai negeri ini?
Kenapa saat dewasa kita hanya memikirkan diri kita sendiri?

Apa karena kita berada pada fase negatif sehingga kita boleh melakukan hal-hal yang negatif?
Apa hanya karena rasa ingin tahu?
Apa karena kita sudah mulai mengenal istilah bangga?
Apa kita malu melakukan hal positif yang dilakukan anak kecil?
Apa karena negeri ini terlalu menyiksa kita?
Apa kita sudah merasa paling benar?

Dewasa bukan berarti kita meninggalkan sifat-sifat masa kecil kita
Dewasa bukan berarti kita melawan orang tua dan guru kita
Dewasa bukan berarti kita menjadi seorang perokok
Dewasa bukan berarti kita bisa mencari uang
Dewasa bukan berarti kita mencoba semua yang belum kita coba
Dewasa bukan berarti kita bisa lari dari segala masalah
Dewasa bukan berarti kita berhenti belajar

Dewasa adalah berani menghadapi masalah.
Dewasa adalah berani berhadapan dengan kenyataan
Dewasa adalah berani mengutamakan kebenaran dari pada harga diri
Dewasa adalah lebih mementingkan super ego dari pada ego
Dewasa adalah mempelajari semua yang belum kita tahu
Dewasa adalah berani menghukum diri kita sendiri
Dewasa adalah berani hidup

Banyak orang dewasa yang berfikir bahwa kita tidak perlu lagi belajar, kita
tidak perlu lagi menuntut ilmu, kita tidak perlu lagi sekolah. Dengan
alasan “Presiden udah ada, Dokter udah banyak, pejabat udah banyak
dll”. Seharusnya dengan kondisi kita seperti ini kita mampu berfikir
untuk menyangga perkataan itu dari segi yang positif. Seharusnya kita
sadar bahwa belum ada presiden yang mampu memakmurkan tanah air ini,
belum ada dokter yang bisa menyembuhkan orang yang terinfeksi HIV AIDS,
belum ada pejabat yang mau makan bersama rakyatnya yang kesulitan.
Seharusnya kita sadar bahwa sesungguhnya bukan presiden/dokter/pejabat
yang sudah banyak, tetapi sudah
banyak diantara kita yang menjadi korban kebodohan akibat
ketergantungan kita terhadap pemerintahan orde baru, akibat
keterbelakangan negeri ini, dan akibat ulah kita sendiri.
Betapa tidak,???
Tujuan hidup kita saja kita tidak tahu bukan????
Kita tidak tahu bahwa dulu kita telah ditipu oleh sebuah kekuasaan yang totaliter
Kita tidak tahu bahwa belajar adalah awal dari sebuah perubahan
Kita tidak tahu bahwa negeri ini sangat dikucilkan oleh Negara lain
Kita tidak tahu bahwa kita sedang ditertawai oleh kaum kapitalis karena kebodohan kita
Kita tidak tahu bahwa kita sedang digantung oleh harapan-harapan yang tak kunjung nyata

Yang kita tahu, belajar itu tidak berguna
Yang kita tahu, belajar itu membuang-buang waktu
Yang kita tahu, hidup itu cukup dibawa senang maka kita akan senang
Yang kita tahu, Ibu Pertiwi tidak pernah memperdulikan kita
Yang kita tahu, Indonesia tidak akan berubah walaupun kita belajar
Yang kita tahu, masalah-masalah Pertiwi bukanlah urusan kita
Yang kita tahu, hanya mencari uang, menikah, berkeluarga dan seterusnya

Kenapa kita hanya diam?
Kenapa tidak kita berkaca?
Kenapa tidak berani kita menoleh keluar jendela?
Kenapa tidak kita buka hati dan pikiran kita?
Kenapa tidak kita cari sesuatu yang belum kita temukan?
Kenapa tidak kita buang jauh-jauh kebanggaan kita

Padahal pada fase dewasa ini kita mampu menjadi pemimpin bagi diri kita sendiri.
Pemimpin yang bertanggung jawab atas diri kita
Pemimpin yang mencari perubahan
Pemimpin yang merubah perubahan saat ini
Pemimpin yang menghargai diri kita sendiri
Pemimpin yang mencintai apa yang tidak ia cintai

Annas@2008

articles are for free to read to share but not for commercial business
Copyright by Annas@2008

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Tentang Prosedur Pembuatan SIM C

Aku hanya Ingin Bersandar di Ka’bah, 5 Detik Saja (Kenapa Aku Senang Candai Malaikat)

Bianca: Antara Kemenangan dan Keikhlasan