Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2013

Aku hanya Ingin Bersandar di Ka’bah, 5 Detik Saja (Kenapa Aku Senang Candai Malaikat)

Sempat sesat dan bercanda-canda dengan kata “Tuhan” hingga disebut aneh, gila atau apalah itu. Aku bertaubat dan mencoba kembali mengenal-Nya dengan cara berpikir yang lebih bijak dan pikiran yang terpantau oleh orang yang paham. Alhamdulillah aku sudah tidak lagi bercanda-canda dengan nama-Nya walaupun terkadang masih suka terlepas namun, istighfar selalu menyertai perkataan yang terlepas itu. Aku tidak mengerti mengapa aku diberikan akal yang begitu tajam yang hingga kini terkadang masih mengadukan antara iman dan akal. Aku bisa saja mengkorek-korek kesempurnaan dan menjadikannya lubang namun, Alhamdulillah iman ini masih dijaga-Nya dengan baik. Orang bilang isi kepala ini berbahaya. Pertanyaan-pertanyaan yang di luar jangkauan seringkali muncul dengan rasional. Bantahan-bantahan terhadap sesuatu seringkali membuat orang-orang disekitarku lupa bahwa aku hanya orang biasa yang penuh humor dan canda. Syukur Alhamdulillah, Tersudut pun aku masih diizinkan tersenyum ole

Jumlah Korban Bom UN di Indonesia Melebihi Jumlah Korban Bom Maraton di Boston

Gambar
Dilaporkan dari Boston, bom yang meledak pada acara Maraton yang diikuti oleh sekitar 23.000 pelari dan disaksikan oleh ratusan ribu penonton itu diperkirakan menewaskan 3 orang dan menyebabkan 170 orang luka-luka. Tidak hanya di Boston, sebuah ledakan juga terjadi di Indonesia. Ledakan ini menyebabkan rusaknya mental dan kerugian materil hingga moril. Diperkirakan jumlah korban bom UN di Indonesia melebihi jumlah korban pada kejadian di Boston beberapa waktu lalu. Sebenarnya tidak ada kaitan antara UN dengan Tragedi Boston, saya hanya sedang ingin bermajas-majas ria. Namun ternyata dari majas itu terdapat kesamaan dari dua tragedi itu, yaitu sama-sama memakan korban dan menimbulkan banyak kerugian. Bahkan bom UN memakan korban hingga satu Negara. Hampir seluruh siswa di negeri ini menjadi korban UN. Pendidikan karakter hampir tidak lagi menjadi fokus di sekolah-sekolah di Indonesia. Para siswa dan guru terfokus pada materi pelajaran hingga mengorbankan esensi pendid

Bakti Sosial VS Dekadensi Moral

13 April 2013, aku pergi ke sebuah daerah tersudut, yaitu Jonggol, Bogor. Keberangkatanku kesana adalah untuk menghadiri acara Bakti Sosial yang diselenggarakan oleh PK IMM FKIP Jakarta Selatan. Disana aku tidak menemukan kejanggalan, keadaan lingkungan yang banyak dipenuhi pohon-pohon besar itu ku anggap normal. Anjing hutan adalah hewan yang paling menarik perhatianku kala itu. Mereka menghiasi malam hingga pagi hari seperti lingkungan tersudut di Sawarna dan Wonogiriyang pernah ku jejaki. Kehadiran anjing-anjing yang menyambut kedatanganku membuat yakin bahwa desa itu berisikan orang-orang yang ramah. Entah apa yang membuatku berkesimpulan seperti itu, yang pasti, setiap desa yang disana terdapat anjing hutan, yang pernah ku kunjungi, selalu memberikan perlakuan seperti apa yang sering dikaitkan dengan kata tamu adalah raja . Banyak orang mengungkapkan tamu adalah raja ketika mereka menjadi tamu, tapi tidak ketika mereka menjadi tuan rumah. Namun di desa yang terdap