Aku hanya Ingin Bersandar di Ka’bah, 5 Detik Saja (Kenapa Aku Senang Candai Malaikat)

Sempat sesat dan bercanda-canda dengan kata “Tuhan” hingga disebut aneh, gila atau apalah itu. Aku bertaubat dan mencoba kembali mengenal-Nya dengan cara berpikir yang lebih bijak dan pikiran yang terpantau oleh orang yang paham. Alhamdulillah aku sudah tidak lagi bercanda-canda dengan nama-Nya walaupun terkadang masih suka terlepas namun, istighfar selalu menyertai perkataan yang terlepas itu.

Aku tidak mengerti mengapa aku diberikan akal yang begitu tajam yang hingga kini terkadang masih mengadukan antara iman dan akal. Aku bisa saja mengkorek-korek kesempurnaan dan menjadikannya lubang namun, Alhamdulillah iman ini masih dijaga-Nya dengan baik. Orang bilang isi kepala ini berbahaya. Pertanyaan-pertanyaan yang di luar jangkauan seringkali muncul dengan rasional. Bantahan-bantahan terhadap sesuatu seringkali membuat orang-orang disekitarku lupa bahwa aku hanya orang biasa yang penuh humor dan canda. Syukur Alhamdulillah, Tersudut pun aku masih diizinkan tersenyum oleh-Nya. Alhamdulillah, Allah memperkenalkan aku terhadap banyak orang baik.

Andai semua do’a diijabah tanpa sebab
Maka aku akan meminta untuk hilang ingatan

Andai malaikat bisa ku bayar
Akan ku minta mereka menjaga dia

Annas@28April2013

Kini malaikat yang menjadi cercaanku. Mungkin ada yang melihat beberapa tulisan terakhirku yang menyangkut-pautkan malaikat dalam urusan duniaku. Allahu akbar, malaikat tidak memiliki nafsu, karena itulah aku senang bercanda dengan makhluk Tuhan yang satu ini. Harapanku dari mengikut-sertakan mereka pada urusan duniaku adalah mereka ikut mendoakanku agar aku senantiasa istiqomah di jalan-Nya. Mereka adalah makhluk yang senantiasa berdzikir dan seharusnya menjadi inspirasi bagiku. Sabbahalillahi maa fissamaawaati wamaa fil ardh.

Entah apa tujuanku menulis ini, aku sedang dalam kegalauan, beberapa hari terakhir aku menyatakan adanya kehilangan yang begitu mendalam. Tidak ada manusia yang tidak bisa menangis, sekalipun ia adalah superman. Di tengah tersudutnya diri ini dengan kegiatan kuliah dan kerja sekalipun rasa gelisahku terhadap lingkungan dan musholla yang sering libur di sini, aku sangat ingin mengeluh. Sesungguhnya jarak antara surga dan neraka adalah sangat dekat, karena dunia ini seperti air. Siapapun itu, tidak ada manusia yang mampu bermain air tanpa terkena basahnya percikan air. Begitupun dunia ini, siapapun itu, tidak ada manusia yang mampu bermain dengan dunia tanpa terkena halusnya fitnah dunia (Yunus 24, Al Kahfi 45).

Tuhan, maaf jika aku memiliki do’a yang paling tidak masuk akal jika diukur dengan apa yang ada padaku, sungguh, aku hanya ingin bersandar di ka’bah-Mu, 5 detik saja. Aku takut, takut akan tergelincir kembali ke jalan berduri yang baru pagi kemarin aku tinggalkan. Aku tidak ingin bermain-dengan dunia.

Aku berlindung kepada Tuhan pun dari ketidaksengajaan menyakiti orang-orang di sekitarku

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Tentang Prosedur Pembuatan SIM C

Bianca: Antara Kemenangan dan Keikhlasan