Tak Ingin Merindu

Tweets Rindu yang ku tulis pada 27 Agustus 2013 lalu, menunjukkan betapa aku mencoba menguatkan diri dengan apa yang aku sedang merasakannya dengan begitu dalam. Ya, aku tidak sedikitpun merasa tertatih-tatih menahannya namun, aku tidak ingin menjadi seorang yang munafik terhadap apa yang seharusnya ku ungkapkan dan tidak ku pendam.

1 September 2013, aku yang sedang sakit, tersudut pada suatu keadaan dimana seakan tidak ada pintu keluar dari ruang yang aku sedang berdiam di dalamnya. Aku iringi hati ini dengan lantunan gitar yang aku sering menghibur diri dengannya di senja hari sembari menatap bintang-bintang-Nya. Hari itu, aku sedang berdiri di sebuah rasa. Ya, rasa itu adalah rasa rindu yang meluap-luap. Ingin sekali aku mempertanyakan sesuatu padanya agar aku dapat mendapati sebuah percakapan walaupun sedikit namun, diri ini sadar, “aku bukan siapa-siapa” maka, ku tutup hati ini dengan menciptakan sebuah lagu yang untuknya aku tidak sedikitpun merasa sesal merindu padanya. Lelah memang bernyanyi dengan nada yang cukup tinggi dikala sedang sakit, terlebih dalam keadaan batuk berdahak sehingga suara bindeng dan nafas yang terpaksakan pun tidak terhindarkan.

Aku tidak menciptakan lagu dengan maksud agar ia yang ku rindu mendengarkan lagu ini ataupun melihat lirik ini melainkan hanya untuk ungkapan dari seorang perindu pada dunia bahwa dirinya adalah seorang perindu yang juga seorang pecinta. Ia bilang lagu ini “lebay”, entah apa yang membuat seseorang yang selalu menunduk itu mengatakan hal seperti itu, “Ah, mungkin itu hanya canda.” Sepaham, aku menganggap hal itu hanya ajakan untuk membahas kedalaman isi dan makna yang mampu menciptakan air mata ini.

Pada proses peninjauan, aku meminta temanku Robby untuk menilai dan mengoreksi kandungan musik di lagu ini namun, justru ia berbalik arah kepada kandungan makna lagu ini dan mengatakan “pengen nangis dengernya.” Lalu, apa yang membuat ia ingin menangis, lirik, ya… Lirik yang mengatakan “namun tiada pernah”. Ini adalah lirik lagu Tak Ingin Merindu beserta penjelasan makna di dalamnya…

Tak Ingin Merindu

Ku hanya kan berharap tulus akan cinta rindu
(aku tidak lagi mampu berharap balasan cintanya, karena itu hanya akan mengikis keikhlasan yang selama ini menebal dan menipis, maka yang ku harapkan adalah cinta dan rindu yang benar-benar tulus dan tidak mengharapkan balas apapun)

Semua ku ingin tak terdapat. Syukurku, cinta yang berakhlak
(Ku sungguh ingin ku dapatkan balasan untuk cinta ini namun, itu semua tak pernah datang. Alhamdulillah, cinta ini berakhlak sehingga aku tidak sedikitpun membenci dirinya pun penolakan terhadap cinta yang aku persembahkan kepadanya)

Ku tak ingin merindu. Sungguh ku tak ingin merindu
(Sungguh tidak ingin aku merasakan kerinduan yang begitu mendalam namun, inilah cinta, pecinta adalah perindu maka, aku ungkapkan)

Membayangkan… Ku ingin kan kau, namun tiada pernah ku dapatkan
Mengkhayalkan… Ku harapkan kau namun tiada pernah kau disini
(Terkadang aku tidak mampu menahan diri untuk tidak mengganggu dia yang tidak membalas cinta ini sehingga aku mengirimkannya salam di pagi ataupun malam hari. Mengapa? Karena ia tak pernah ada disini, tak pernah)

Biarlah saja ku mengagum dirimu asalkan tiada yang terlukakan
Biarlah saja ku mengenang dirimu asalkan tiada yang ku dustakan
(Aku tidak ingin membakar ataupun melelehkan cinta ini maka, ku biarkan diri ini mengagum dan mengenang dia selama itu tidak sedikitpun melukai seorang yang lain dan selama aku tidak berpura-pura mengenangnya. Aku hanya ingin mengatasnamakan cinta dengan kejujuran)

 annas album
Download link:
http://www.4shared.com/mp3/z7pPNskW/Annas_Surdyanto_-_Tak_Ingin_Me.html
http://www.reverbnation.com/c./poni/226064900

Big thanks to Pak Bobby Wibowo, Robby Ady Ma'rufianto, & Dent Rizal

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Tentang Prosedur Pembuatan SIM C

Aku hanya Ingin Bersandar di Ka’bah, 5 Detik Saja (Kenapa Aku Senang Candai Malaikat)

Bianca: Antara Kemenangan dan Keikhlasan